KESEIMBANGAN ANTARA AL-QURAN DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN




Pada era Globalisasi zaman sekarang ini, banyak sekali orang ingin tahu apa yang di sabdakan Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan ilmiah dan teknologi semakin besar. Sehingga banyak sekali penulis-penulis pada zaman sekarang ini untuk mencoba mengkaitkan kebenaran Al-Qur’an dengan aneka kemajuan pengetahuan ilmiah ini. Usaha-usaha penulis untuk menghubungkan kebenaran Al-Qur’an dengan pengetahuan illmiah modern tampaknya telah menyimpang, menyalahi bahkan membiaskan Al-Qur’an.

Ketika menjelaskan dan menerangkan Al-Qur’an kita harus senantiasa bersikap pribadi dan tetap berpegang teguh kepada kebenaran dan kejernihan Al-qur’an. Secara proses komunikasi dan perbuatan dalam kandungan Al-Qur’an dari sudut pandang non-Al-Qur’an tidaklah benar dan penafsiran tata bahasa pun tidak dapat diterima. Jadi sebenarnya, penafsiran dan pemahaman yang terbaik adalah yang di lakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW, generasi penerusnya, dan ahli-ahli tafsir pertama seperti ibn jarir. Beliau-beliaulah adalah orang-orang yang paling sesuai dengan keyakinan kebenaran ilmiah yang dibangun kemudian.
Kita dapat memahami dan meyakini bahwa apa yang diwahyukan Allah SWT sebentar lagi akan terbukti. Bahkan zaman sekarang ini merasa bahwa tak lama lagi kita akan mendengar dan mampu memahami dan menghayati kesaksian serta pujian kepada Allah SWT ribuan lidah alam. Namun, hanya sedikit orang saja yang dapat mendengar dan memahami kesaksian serta pujian pada pada global saat ini. Muslim yang bersih dan tuluslah yang akan menjadikan orang akan mendengar dan memahami kesaksian dan pujian juga sedikit, tersebar dan samar.
Adalah tidak benar dakwaan yang sering kali dilancarkan oleh golongan orang barat bahwa Al-Qur’an tidak mengurusi isu-isu sains dan kehidupan dunia dan semata-mata membimbing manusia hanya kehidupan sesudah mati. Pernyataan orang barat tidaklah benar, pengetahuan, kehidupan dunia dan kehidupan sesudah mati ada semua di dalam Al-Quran. Manusia satu-satunya makhluk yang dapat membaca apa yang tertulis. oleh sebab itu, Al-Qur’an menyuruh kita untuk membaca bukan untuk melihat. Kita harus mengetahui ciptaannya, bukan hanya sekedar merasakannya.
Al-Qur’an memang bukan buku teks ilmiah. Al-Qur’an diwahyukan dengan tujuan khusus yaitu menjadikan kita menyadari kepada sang kholik, menginformasikan bahwa Dia diketahui melalui ciptaan-Nya, untuk mengarahkan kepada keagamaan, serta menata kehidupan manusia agar mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat
Al-Qur’an memang bukan kitab sains seperti halnya kitab-kitab sains ciptaan manusia. Misalnya para penulis orang barat tentang bentuknya bumi banyak sekali beragam tetapi di dalam Al-quran mengungkapkan bahwa bumi itu bulat seperti telur. Simaklah surat An-Naziat ayat 30-32 berbunyi : “dan setelah itu Allah SWT membentuk bumi seperti telur, Allah SWT mengeluarkan air dari bumi dan tumbuh-tumbuhannya dan Allah SWT meletakkan gunung-gunung dengan kokohnya”. Menyangkut hasil karya dan pengetahuan manusia, banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang mengacunya, yang kesemuanyasesuai dengan keseimbangan ilmu pengatahuan modern pada era zaman sekarang ini. Banyak lagi ayat Al-Qu’an yang berhubunga dengan fakta ilmiah.
Setiap muslim harus memastikan dan mengetahui bahwa tujuan pengetahuan ilmiah dan model-modelnya pengetahuan yang lain dibimbing dengan Nur Al-Qur’an. Kerusakan manusia dan bumi, tempat tinggal kita sementara yang dipercayakan Allah SWT kepada kita. Maka dari itu bumi ini kita jaga dengan mengikuti perintah-perintah Allah SWT di dalam Al-Qur’an. semoga kita mendapatkan hidayah untuk mengamalkan Al-Qur’an. Aamiin Ya Robbal Alamin’.

Posting Komentar untuk "KESEIMBANGAN ANTARA AL-QURAN DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN"