A.
PENGERTIAN ILMU
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan adalah suatu
bidang yang disusun secara sistematis menurut metode-metode tertentu yang dapat
dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)
itu. Dalam Wikipedia Indonesia, ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia, yang mana segi-segi tersebut dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya dan kepastian ilmu-ilmu yang diperoleh dari
keterbatasannya. The Liang Gie memberikan pengertian terhadap ilmu, yakni
rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk
memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai
seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai
gejala yang ingin dimengerti manusia.
Dalam usaha memahami dunia sekeliling sepanjang sejarahnya, manusia
hanya mengenal dua sarana, yakni penegetahuan ilmiah (scientific knowledge)
dan penjelasan gaib (mystical explanation). Disatu pihak, manusia
memiliki sekelompok pengetahuan yang sistematis dengan berbagai hipotesis yang
telah dibuktikan kebenarannya secara sah, akan tetapi dipihak lain ada yang
mengenal aneka keterangan serba gaib yang tidak mungkin diuji sahnyauntuk
menjelaskan rangkaian peristiwa yang masih berada diluar jangkauan
pemahamannya. Antara rentangan pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib itu
terdapat persoalan ilmiah yang merupakan kumpulan hipotesis yang dapat diuji,
akan tetapi belum secara sah dibuktikan kebenarannya.
B.
ILMU SEBAGAI PROSES (AKTIFITAS PENELITIAN)
Ilmu adalah apa yang dilakukan oleh para ilmuwan. Ilmu terkait
dengan aktifitas yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam bentuk penelitian (research).
Ilmu secara khas dan nyata adalah suatu aktifitas manusia, yakni perbuatan yang
dilakukan oleh manusia. Dilihat dari segi bahasa, ilmu berarti sebuah
pengetahuan, sedangkan proses adalah runtutan perubahan (peristiwa) dalam
perkembangan sesuatu. Rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang akan
mengsilkan produk. Dari pengertian itu, dapat ditarik makna ilmu sebagai proses
adalah segala sesuatu yang telah diperbuat oleh manusia dan disebut juga
aktifitas manusia yang tidak hanya satu kegiatan, melainkan satu rangkaian
kegiatan untuk mendapatkan ilmu itulah yang dinamakan ilmu sebagai proses.
Rangkaian aktifitas itu bersifat rasional, kognitif, dan teologis.
1.
Rasional
Aktivitas
rasional berarti kegiatan yang menggunakan kemampuan pikiran untuk menalar yang
berbeda dengan aktivitas berdasarkan perasaan dan naluri. Ilmu menampakkan diri
sebagai kegiatan penalaran logis dari pengamatan empiris. Manusia pada
hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, berperasaan, bersikap, dan
bertindak, yang mana sikap dan tindakan yang terjadi itu bersumber dari
pengetahuan yang didapat dari perasaan dan pikiran. Walaupun penalaran
merupakan suatu proses berfikir yang bertujuan untuk menarik kesimpulan berupa
pengetahuan, namun perlu diketahui bahwa
tidak semua kegiatan berfikir itu menyandarkan diri pada penalaran. Dapat
dilihat dari pengertian bahwa penalaran merupakan kegiatan berfikir yang
mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Manusia yang
melakukan rangkaian pemikiran dan kegiatan rasional yang kemudian menghasilkan
ilmu, itu berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan intelektualnya.
Sebagaimana yang dikatakan Bernard Barber tentang pemikiran rasional dan
rsionalitas manusia yang merupakan sumber utama dari ilmu. Dia mengatakan bahwa
benih ilmu masyarakat itu terletak pada usaha manusia itu sendiri, yang mana
usaha itu adalah usaha yang terus menerus dan tujuannya itu untuk memahami dan
menguasai dunia tempat mereka hidup. Dalam usaha untuk memahami dan menguasai
dunia, manusia ini menggunakan pemikiran dan aktifitas rasional. Maksud dari
pemikiran rasional ini ialah pemikiran
yang mematuhi kaidah-kaidah logika, baik logika ini berupa logika tradisional
maupun berupa logika modern.
Ilmu sebagai
aktifitas penelitian ini dapat berupa penelaahan (study), penyelidikan (inquiry),
usaha menemukan (attempt to find), atau pencarian (research).
Oleh karena itu, biasanya pencarian dilakukan berkali-kali. Kini dalam dunia
ilmu menggunakan istilah research (penelitian) untuk aktifitas ilmiah
paling berbobot untuk menemukan pengetahuan baru. Penelitian dalam rangkaian
aktifitas di dalam sains (pengetahuan)
yang pertama adalah diambil dari pengalaman sehari-hari, yang mana dari
aktifitas berfikir itu dimulai dari objek kajian sains, yakni pengalaman.
2.
Kognitif
Penentu kedua
dari kegiatan yang merupakan ilmu ialah bersifat kognitif. Proses kognitif (cognition)
adalah suatu rangkaian aktifitas seperti pengenalan, penyerapan,
pengkonsepsian, dan penalaran yang dengannya manusia dapat mengetahui dan
memperoleh pengetahuan tentang suatu hal. Filsuf Polandia Ladislav Tondl
mengatakan bahwa science terutama berarti aktifitas kognitif yang
teratur dan sadar.
Ilmu yang bersifat kognitif ini memberi pemahaman bahwa ilmu itu
mengarah pada berbagai tujuan. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau
dilaksanakan itu dapat diperinci dalam urutan sacara teratur yakni:
ü Pengetahuan (knowledge)
ü Kebenaran (turth)
ü Pemahaman (understanding,
comprehension, insight)
ü Penjelasan (explanation)
ü Peramalan (prediction)
ü Pengendalian (control)
ü Penerapan (application,
invention, production)
Ilmu
dikembangkan oleh para ilmuwan yang mempunyai tujuan untuk mencapai kebenaran
atau memperoleh pengetahuan. Dari kedua hal tersebut, ilmu diharapkan bisa
mendatangkan pemahaman kepada manusia mengenai alam semesta, dunia
sekelilingnya atau mengenai masyarakat lingkungannya dan dirinya sendiri. Dari
pemahaman ini maka ilmu dapat memberikan penjelasan tentang gejala alam,
peristiwa masyarakat, dan perilaku manusia yang perlu dijelaskan. Penjelasan
itu dapat menjadi landasan untuk peramalan yang selanjutnya dapat menjadi
pangkal bagi pengendalian terhadap suatu hal. Akhirnya ilmu juga diarahkan pada
tujuan penerapan, yakni untuk membuat aneka sarana yang akan membantu manusia
untuk mengendalikan alam atau mencapai sesuatu tujuan praktis apapun. Menurut
Piaget, di dalam diri individu terjadi adaptasi terhadap lingkungan yang
dilakukan melalui dua proses, yakni asimilasi dan akomodasi. Dari dua proses
tersebut kognitif seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari
luar secara pasif, tetapi seseorang itu mengonstruksi pengetahuannya secara
aktif.
3.
Teologis
Ilmu selain
merupakan sebuah proses yang bersifat rasional dan kognitif, juga bercorak
teleologis, yakni mengarah pada tujuan tertentu karena para ilmuwan dalam
melakukan aktivitas ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Ilmu
melayani sesuatu tujuan tertentu yang diinginkan oleh setiap ilmuwan. Dengan
demikian, ilmu adalah aktivitas manusiawi yang bertujuan. Tujuan ilmu itu dapat
bermacam-macam sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-masing ilmuwan.
C.
ILMU SEBAGAI PROSEDUR (METODE ILMIAH)
Ilmu sebagai
prosedur berarti ilmu merupakan kegiatan penelitian yang menggunakan metode
ilmiah. Metode ilmiah sendiri berarti cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan
dan esensi pengetahuan yang terletak pada metode ini. Metode ilmiah ini
merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan fikiran, pola kerja, tata
langkah, dan teknis memperoleh ilmu pengetahuan baru atau mengembangkan
pengetahuan yang ada. Dalam filsafat, metode ini merupakan pengembangan dari
epistemologi, yakni terkait dengan asal sumber-sumber ilmu pengetahuan, cara
memperoleh pengetahuan, mengukur ilmu, srerta membedakan antara ilmu dan
pendapat.
Prosedur yang
merupakan metode ilmiah meliputi pengamatan, percobaan, deduksi, induksi,
pengukuran (measurement), survai (survey), analisis (analysis),
perbandingan (comparison), penggolongan (classification),
perincian (description), dan lain-lain. Unsur dalam tata langkah ialah
penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, penurunan kesimpulan,
dan pengujian hasil. Tatta langkah tersebut melibatkan berbagai konsep dalam
metode ilmiah. Konsep-konsep dalam metode ilmiah pada tata langkah tersebut
ialah model dan hipotesis. Berkaitan dengan berbagai teknik meliputi daftar
pertanyaan, wawancara, perhitungan, pemanasan, dan lain-lain. Berkaitan dengan
aneka alat meliputi timbangan, meteran, perapian, komputer, dan lain-lain.
Dalam kepustakaan metodologi ilmu atau penelitian ilmiah, pengertian metode
seringkali disamakan atau dicampuradukkan dengan pendekatan maupun teknik. Jadi
metode, pendekatan, dan teknik itu merupakan tiga hal yang berbeda tetapi
mempunyai ikatan erat satu sama lain.
D.
ILMU SEBAGAI PROODUK (PENGETAHUAN SISTEMATIS)
Dari aktifitas ilmiah dengan metode ilmiah yang dilakukan oleh para
ilmuwan dapatlah dihimpun sekumpulan pengetahuan yang baru atau disempurnakan
pengetahuan yang telah ada, sehingga dikalangan ilmuwan maupun para filsuf pada
umumnya terdapat kesepakatan bahwa ilmu adalah sesuatu kumpulan pengetahuan
yang sistematis. The Liang Gie merumuskan bahwa Ilmu adalah rangkaian aktifitas
manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur
dan tata lagkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis
mengenai gejala-gejala kealaman dan kemasyarakatan untk mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan atau menerapkannya.
George Klubertanz membagi pengetahuan menjadi tiga ragam, yakni
yang pertama adalah pengetahuan langsung yang dimiliki seseorang berdasarkan
pengenalannya terhadap objek-objek pengalaman, misalnya makanan, cuaca,
pakaian, orang lain, hewan, dan lain-lain. Kedua, pengetahuan kemanusiaan yang
diperoleh seseorang setelah mempelajari sajak, sejarah, drama, dan keterangan
lainnya yang melukiskan sifat dasar manusia atau mengacu pada kepribadian
manusia seutuhnya. Ketiga, pengetahuan ilmiah yang disusun berdasarkan
asas-asas yang cocok dengan pokok soalnya dan dapat membuktikan
kesimpulan-kesimpulannya.
ANALISIS
Pengertahuan yang seperti apa dan yang bagaimana yang dapat
membedakan antara pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan yang lainnya?. Jawaban
dari pertanyaan ini tidak dapat secra langsung dituturkan, akan tetapi kita
harus melihat terlebih dahulu persoalan-persoalan yang sesungguhnya telah
membedakan ilmu dari pengetahuan lainnya. Misalkan dari persoalan pengetahuan
ilmiah antara lain adalah persoalan dalam ilmu itu peting untuk segera
dipecahkan dengan maksud untuk memperooleh jawaban. Dalam hal ini memeng ilmu
muncul dari adanya masalah dan harus dari suatu masalah, akan tetapi problema
itu telah diketahui sebagai suatu persoalan yang tidak terselesaikan dalam
pengetahuan sehari-harinya.
Disamping itu, setiap ilmu
dapat memecahkan masalah sehingga mencapai suatu yang jelas dan benar, walaupun bukan
kebenaran akhir yang abadi dan mutlak. Kemudian setiap jawaban dalam masalah
ilmu yang telah berupa kebenaran harus dapat diuji oleh orang lain.
Pengujiannya baik dengan pembenaran atau penyangkalan. Hal lain juga setiap
masalah dalam ilmu harus dapat dijawab dengan cara penelaahan atau penelitian
keilmuwan yang seksama, sehingga dapat dijelaskan dan didefinisikan. Dengan
melihat persoalan keilmuwan pada dasarnya masalah yang terkandung dalam ilmu
adalah harus selalu merupakan suatu problema yang telah diketahuinya atau yang
masih ingin diketahuinya, kemudian ada suatu penelaahan dan penelitian agar
dapat diperoleh kejelasan tentunya dengan menggunakan metode yang relevan untuk
mencapai kebenaran yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya.
Ilmu pengetahuan menurut The Liang Gie
mempunyai lima ciri pokok yaitu:
1.
Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan
percobaan,
2.
Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai
kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur,
3.
Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka
perseorangan dan kesukaan pribadi,
4.
Analitis, penegetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok
soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat,
hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu,
5.
Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.
Daoed Joesoef menunjukkan bahwa pengertian ilmu mengacu pada tiga
hal yaitu produk, proses, dan masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai produk,
yaitu pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya oleh masyarakat
ilmuwan. Ilmu pengetahuan sebagai proses artinya kegiatan kemasyarakatan yang
dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya, bukan
sebagaimana yang kita kehendaki. Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses
ini adalah analisi-rasional, objektif, sejauh mungkin ‘imperasional’ dari
masalah-masalah yang didasarkan pada percobaan dan data yang dapat diamati.
Ilmu pengetahuan sebagai masyarakat artinya dunia pergaulan yang tindakan,
perilaku dan sikap serta tutur katanya diatur oleh empat ketentuan yaitu
universalisme, komunalisme, tanpa pamrih, dan skeptisisme yang teratur.
Van melsen juga mengemukakan beberapa ciri
yang menandai ilmu, yakni sebagai berikut:
1.
Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai keseluruhan yang secara
logis koheren
2.
Ilmu pengetahuan yang pamrih, hal ini erat kaitannya dengan
tanggungjawab ilmuwan.
3.
Universitas ilmu pengetahuan
4.
Objektivitas
5.
Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasikan oleh semua peneliti
ilmiah yang bersangkutan
6.
Progresivitas
7.
Kritis, artinya tidak ada teori yangdefinit
8.
Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan
kebertautan antara teori dengan praktis.
Mohammad Hatta juga memberikan definisi terhadap ilmu, menurutnya
ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu
golongan yang tabi’atnya sama. Baik menurut kedudukan yang tampak, maupun
menurut bangunan yang tidak tampak. Karl person juga ikut berpendapat, ia
mengatakan bahwa ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan
konsisten tentang fakta pengalama dengan istilah yang sederhana. Untuk
objektivitas ilmu ini, ilmuwan harus bekerja dengan cara ilmiah. Sifat ilmiah
dalam ilmu dapat diwujudkan, apabila dipenuhi syarat-syarat yang inti seperti:
ilmu harus membuat objek, ilmu harus mempunyai metode, ilmu harus sistematik,
dan ilmu harus bersifat universal.
KESIMPULAN
Filsafat ilmu adalah salah satu unsur penting dalam mempelajari ilmu-ilmu lainnya. Filsafat ilmu ini akan membongkar tentang hakikat ilmu pengetahuan yakni bagaimana memperolehnya, sampai pada tingkat kebenaran apa yang akan dikembangkan dalam ilmu pengetahuan tersebut. pandangan filsafat ilmu terhadap pengembangan ilmu pengetahuan ini dapat dijelaskan kedalam tiga bagian yakni:
KESIMPULAN
Filsafat ilmu adalah salah satu unsur penting dalam mempelajari ilmu-ilmu lainnya. Filsafat ilmu ini akan membongkar tentang hakikat ilmu pengetahuan yakni bagaimana memperolehnya, sampai pada tingkat kebenaran apa yang akan dikembangkan dalam ilmu pengetahuan tersebut. pandangan filsafat ilmu terhadap pengembangan ilmu pengetahuan ini dapat dijelaskan kedalam tiga bagian yakni:
1.
Ilmu sebagai proses (aktifitas ilmiah). Sebagai aktifitas ilmiah,
ilmu pengetahuan ini memiliki ciri yang rasional, yakni proses pemikiran yang
berpegang pada kaidah-kaidah logika. Ciri yang kedua adalah kognitif, yakni
suatu proses untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan. Kemudian yang ketiga
adalah teologis, yakni upaya mencari kebenaran dan sekaligus meramaikan atas
kejadian-kejadian yang datang.
2.
Ilmu sebagai prosedur (metode ilmiah). Sebagai metode ilmiah, ilmu
pengetahuan ini memiliki prosedur dan langkah-langkah yang ketat untuk
memperolehnya, atau dapat dikenal dengan sebutan metode ilmiah. Dalam ilmu
pengetahuan dapat menggunakan metode kualitatif atau metode kuantitatif.
3.
Ilmu sebagai produk (pengetahuan sistematis). Ilmu adalah rangkaian
aktifitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa
aneka prosedur dan tata lagkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang
sistematis mengenai gejala-gejala kealaman dan kemasyarakatan.
Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, Menurut The Liang Gie,
pemahaman yang tertib tentang ilmu adalah pemaparan menurut tiga ciri poko
sebagia rangkaian kegiatan manusia atau proses, sebagai tata tertib tindakan
fikiran atau prosedur, dan sebagai keseluruhan hasil yang dicapai atau produk.
Berdasarkan ketiga ketegori tersebut, yakni proses, prosedur, dan produk yang
mana semuanya bersifat dinamis (tidak ada yang statis), maka ilmu dapat
dipahami sebagai aktifitas penelitian, metode kerja, dan hasil pengetahuan.
Oleh karena itu, pengertian ilmu selengkapnya berarti aktifitas penelitian,
metode ilmiah, dan pengetahuan sistematis.
Ketiga pengertian ilmu tersebut saling bertautan logis dan
berpangkal pada satu kenyataan yang sama bahwa ilmu hanya terdapat dalam
masyarakat manusia. Suatu penjelasan yang sistematis harus dimulai dengan segi pada manusia
yangmenjadi pelaku dari fenomena yang disebut ilmu. Hanya manusialah yang dalam
hal ini memiliki kemampuan rasional, melakukan aktifitas kognitif (menyangkut
pengetahuan), dan mendambakan berbagai tujuan yang berkaitan dengan ilmu. Jadi
tepatlah apabila pengertian ilmu pertama dipahami dari seginya sebagai
rangkaian aktifitas yang rasional, kognitif, dan teologos (bertujuan). Suatu
aktifitas hanya akan mencapai tujuannya apabila dilaksanakan dengan metode yang
tepat. Dengan demikian, penjelasan mengenai aktifitas para ilmuwan yang
merupakan penelitian akan beralih pada metode ilmiah yang dipergunakan. Dengan
itulah kemudian ilmu bisa mempunyai pengertian yang kedua yakni sebagai metode.
Dari rangkaian kegiatan studi atau penyelidikan dengan tata cara yang metodis,
akhirnya dapat dibuahkan hasil berupa keterangan baru atau tambaha mengenai
sesuatu hal. Dengan demikian, pada pembahasan terakhir pengertian ilmu
mempunyai arti sebagai pengetahuan.
@ Alhamdulillaah @
Posting Komentar untuk "ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSEPEKTIF FILSAFAT ILMU"