EKONOMI MANAJERIAL DALAM TEKNIK PRODUKSI



A. ORGANISASI PRODUKSI DAN FUNGSI PRODUKSI
1.             Organisasi Produksi
Produksi merujuk pada perubahan bentuk berbagai input atau sumber-sumber daya menjadi output berupa barang dan jasa. Sebagai contoh, IBM menggaji tenaga kerja untuk menggunakan mesin-mesin, suku cadang, dan bahan mentah dalam pabrik guna memproduksi computer pribadi. Contoh dari jasa adalah pendidikan, pengobatan, perbankan, telekomunikasi, transportasi, dan banyak jasa lainnya.

Input adalah berbagai sumber daya yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa.agar diskusi bisa terorganisasi dengan baik, input diklasifikasikan ke dalam tenaga kerja (termasuk bakat kewirausahaan), modal, dan tanah atau sumber daya alam. Setiap kategori yang luas ini juga mencakup input dasar yang mempunyai variasi beragam. Sebagai contoh, input tenaga kerja meliputi sopir bus, pekerja perakitan, akuntan, pengacara, dokter, ilmuan, dan sebagainya. Input juga diklasifikasikan sebagai input tetap atau input variabel. Input tetap adalah input yang tidak dapat berubah dengan mudah selama periode waktu tertentu, kecuali dengan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Input variabel adalah imput yang dapat divariasikan atau diubah secara mudah dan cepat.
Periode waktu dimana paling tidak ada satu input tetap disebut dengan periode jangka pendek, sementara peiode waktu dimana seluruh input adalah variabel disebut dengan periode jangka panjang.

2.             Fungsi Produksi
Seperti halnya teori permintaan yang berfokus pada konsep fungsi permintaan, teori produksi juga bergerak pada sekitar konsep fungsi produksi. Suatu fungsi produksi adalah persamaan, table atau grafik yang menunjukkan output komoditas maksimum perusahaan yang bisa diproduksi pada setiap periode waktu dengan kombinasi input. Satuan input maupun output diukur dalam satuan fisik di samping diukur dalam satuan moneter. Tekonologi diasumsikan tetap selama periode analisis.
Untuk menyederhanakan, kita asumsikan disini bahwa suatu perusahaan memproduksi hanya satu jenis output (barang atau jasa) dengan dua input, tenaga kerja (labor- L) dan modal (capital – K). Sehingga persamaan umum untuk fungsi produksi sederhana adalah
Q = f (L,K)
Q = Output Produksi
L = Tenaga Kerja (Labor)
K = Modal (Kapital)

Table diatas memberikan suatu fungsi produksi hipotesis yang menunjukkan bahwa output (Q) yang dapat diproduksi oleh perusahaan dengan berbagai kombinasi tenaga kerja (L) dan modal (1K), perusahaan akan memproduksi 3 unit output (3Q) dengan 2L dan 1K, output yang dihasilkan adalah 8Q; dengan 3L dan 1K, outputnya adalah 12Q; dengan 3L dan 2K, outputnya adalah 28Q; dengan 4L dan 2K, outputnya adalah 30Q, begitu seterusnya.
Hubungan produksi seperi dalam table secara grafik ditunjukkan dalam figure seperti diatas, yang merupakan grafik tiga dimensi. Dalam figure, tinggi batang menunjukkan output maksimum yang diproduksi dengan menggunakan konmbinasi masing-masing tenaga kerja dan modal seperti yang ditunjukkan pada sumbu-sumbu tersebut. Sehingga puncak dari seluruh batang-batang tersebut membentuk “permukaan produksi” perusahaan.
C. FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL

Isokuan Produksi
Isokuan (isoquant) menggambarkan berbagai kombinasi dari dua input (misalnya, tenaga kerja dan modal) yang bisa digunakan oleh persahaan untuk berproduksi pada tingkat output tertentu. Isokuan yang lebih tinggi menunjukkan outpun yang lebih besar. Sebaliknya, isokuan yang lebih rendah menunjukkan output yang lebih kecil. Isokuan dapat diturunkan pada Tabel 2-1, yang mengulang fungsi produksi dari  Tabel 2-1 dengan garis yang menghbungkan seluruh kombinasi tenaga kerja-modal yang dapat digunakan untuk berproduksi pada tingkat output tertentu.
Tabel 2-1 (Fungsi Produksi dengan Dua Variabel Input7)
Modal (K)    6  10  24        31        36        40        39
12  28        36        40        42        40
12  28        36        40        40        36                    Output (Q)
3  10  23        33        36        36        33
2  7    18        28        30        30        28
1  3    8          12        14        14        12
K á                         1         2          3          4          5          6         
Tenaga Kerja (L) L à
Sebagai contoh, tabel diatas menunjukkan bahwa output sebesar 12 unit (12Q) dapat diproduksi dengan 1 unit modal (1K) dan 3 unit tenaga kerja (3L) atau 1K dan 6L. output sebanyak 12Q dapat juga diproduksi dengan 1L dan 4K, serta 1L dan 5K. ini ditunjukkan oleh isokuan yang paling rendah Figur 2-6. Isokuan tidak patah-ptah dengan asumsi tenaga kerja dan modal bisa dibagi secara terus-menerus. Tabel diatas juga menunjukkan bahwa 28Q dapat diproduksi dengan 2K dan 3L, 2K dan 6L, 2L dan 4K, serta 2L dan 5K (lihat isokuan yang kedua yang bertanda 28Q dalam figur 2-2). Tabel tersebut juga menggambarkan kombinas L dan K yang dapat dipergunakan untuk berproduksi 36Q dan 40Q (ditunjukkan oleh dua isokuan tertinggi dalam gambar). Ingat bahwa untuk memproduksi output dalam jumlah yang lebih besar, dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja, lebih banyak modal, atau lebih banyak tenaga kerja dan modal.
Wilayah Ekonomis Produksi
Perusahaan tidak akan beroperasi pada kemiringan isokuan yang positif karena pada tingkat output yang sama perusahaan dapat berproduksi menggunakan modal dan tenaga kerja yang lebih sedikit. Sebagai contoh, perusahaan tidak akan memproduksi 36Q pada titik U dalam figure 2-2 dengan menggunakan 6L dan 4K karena perushaan dapat memproduksi 36Q dengan menggunakan tenaga kerja dan modal dalam kuantitas yang lebih sedikit seperti ditunjukkan oleh titik V pada isokuan yang sama. Sama juga halnya, perusahaan tidak akan memproduksi 36Q pada titik W dengan 4L dan 6K karena persahaan dapat memproduksi 36Q pada titik Z dengan L dan K yang lebih sedikit. Mengingat input-input tersebut tidaklah gratis, perusahaan tidak ingin memproduksi pada daerah isokuan yang memiliki kemiringan positif.
Garis mendaki memisahkan bagian isokuan yang relevan(yang memiliki kemiringan negatif) dari bagian yang tidak relevan (ysng memiliki kemiringan positif). Dalam figure 2-2, garis mendaki 0VI menghubungkan titik dari berbagai isokuan pada saat isokuan mempunyai kemiringan nol. Isokuan memiliki kemiringan negative disebelah kiri garis mendaki dan kemiringan positif di sebelah kanan. Contohnya, titik V pada isokuan untuk 36Q jika perusahaan menggunakan tenaga kerja yang lebih banyak, perusahaan juga harus menggunakan lebih banyak modal untuk tetap berada pada isokuan yang sama (bandingkan titik U dan titik V). mulai dari titik V, jika perusahaan menggunaka lebih banyak tenaga kerja sementara jumlah modal tetap, tingkat output akan turun atau jatuh, artinya perusahaan akan jatuh kembali ke isokuan yang lebih rendah. Hal yang sama terjadi pada semua titik di garis mendaki 0VI. Sehingga, MPl pastilah negative pada sebelah kanan garismendaki. Hal ini berkaitan dengan tahap III produksi untuk tenaga kerja.
Figure 2-2 (Isokuan)
Figure 2-3 (Porsi Relevan Isokuan)
Jadi, kita simpulkan bahwa bagian isokuan dengan kemiringan negative dalam garis mendaki mencerminkan wilayah ekonomis produksi yang releva. Ini mengacu pada tahap II produksi untuk tenaga kerja dan modal, dimana MPl dan MPk keduanya positif tetapi menurun dan produsen tidak akan beroperasi diluar area ini.
Tingkat Marginal dari Subtitusi Teknis
Isokuan memiliki kemiringan negatif dalam daerah yang secara ekonomis relevan. Ini berarti bahwa jika ingin mengurangi kuantitas modal yang digunakan dalam produksi, perusahaan harus meningkatkan kuantitas tenaga kerja untuk tetap verada pada isokuan yang sama. Sebagai contoh, pergerakan dari titik N ke titik R pada isokuan 12Q dalam figura 2-4 menunjukkan bahwa perusahaan melepaskan 2,5K dengan menambahkan 1L. sehingga, kemiringan isokuan 12Q antara N dan R adalah -2,5K/1L. Diantara titik R dan S, kemiringan isokuan 12Q adalah -1/2, dan begitu seterusnya.
Figure 2-4 (Kemiringan dari Isokuan)
Nilai absolute kemiringan isokuan disebut sebagai tingkat marginal dari subtitusi teknis (MRTS). Untuk pergerakan turun sepanjang isokuan, tingkat marginal subtitusi teknis dari tenaga kerja untuk modal ditunjukkan oleh  ΔK/ ΔL. Kita mengalikan ΔK/ ΔL dengan -1 untuk menyatakan MRTS sebagai angka yang positif. Sehingga MRTS antara titik N dan R pada isokuan untuk 12Q adalah 2,5.
Input  Subtitusi dan Komplementer Sempurna
Bentuk suatu isokuan mencerminkan derajat sejauh mana satu input dapat disubstitusikan oleh yang lainnya dalam produksi. Di satu sisi, semakin kecil lekukan isokuan, semakin tinggi derajat substitusi input-input produksi. Semakin besar lekukan isokuan, sekamin rendah derajat substitusinya.
Pada titik ekstrem adalah isokuan-isokuan yang berbentuk garis lurus, seperti ditunjukkan pada panel di sebelah kiri dari figure 2-5. Dalam hal ini tenaga kerja dan modal merupakan substitusi sempurna. Artinya, tingkat dimana tenaga kerja  dapat disubstitusikan dengan modal kerja adalah kostan. Maka tenaga kerja dapat disubstitusikan untuk modal pada tingkat konstan sebagaimana ditunjukkan oleh kemiringan absolute isokuan. Sebagai contoh, dipanel sebelah kiri pada figure 2-5, 2L dapat disubstitusikan untuk 1K tanpa memperhatikan titik produksi pada isokuan. Kenyataannya, titik A pada sumbu tenaga kerja memperlihatkan bahwa tingkat output yang ditunjukkan oleh isokuan yang sedang diproduksi hanya menggunakan tenaga kerja tanpa modal. Titik B pada sumbu modal menujukkan bahwa untuk tingkat output yang sama dapat diproduksi hanya dengan menggunakan modal tanpa tenaga kerja.
Figure 2-5 (Input Substitusi dan Komplementer Sempurna )
E. KOMBINASI OPTIMUM INPUT
Garis Isocost
Garis isocost menunjukkan berbagai kombinasi input yang dapat dibeli atau dipekerjakan oleh perusahaan pada tingkat biaya tertentu. Dengan menggunaka isocost dan isokuan, kita akan menetapkan kombinasi input yang optimum bagi perusahaan untuk memaksimumkan laba. Misalkan perusahaan hanya menggunaka tenaga kerja dan modal dalam produksi, maka biaya total perusahaan tersebut dapat representasikan oleh C = wL + rK. Dimana C= biaya total. W= upah tenaga kerja, L= kuantitas tenaga kerja yang digunakan, r= harga sewa modal, dan K= kuantitas modal yang digunakan. Sehingga, persamaan diatas menyatakan bahwa biaya total suatu perusahaan sama dengan penjumlahan umumgaris isocost perusahaan atau garis biaya sama.
Figure 2-6 (Garis Isocost)

Kombinasi Input Optimum untuk Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Output
Kombinasi optimum input diperlukan bagi perusahaan dalam rangka meminimumkan biaya produksi sejumlah output tertentu atau memaksimumkan output untuk sejumlah biaya tertentu, ditunjukkan oleh titik persinggungan antara isokuan dan isocost.
Dengan kombinasi input yang optimum (yaitu, pada titik persinggungan antara isokuan dan garis isocost, kemiringan (absolut) isokuan atau tingkat marginal dari substitusi teknis tenaga kerja untuk modal sama dengan kemiringan (absolut) isocost atau rasio dari harga input. Artinya,
 Karena MTRS = MPL/MPK, kita dapat menuliskan kembali kondisi untuk kombinasi input yang optimum sebagai:
ini mengindikasikan bahwa untuk meminimumkan biaya produksi (atau untuk memaksimumkan output dengan tingkat biaya tertentu), tambahan output atau produk marginal per dolar yang dikeluarkan untuk tenaga kerja haru sama dengan produk marginal per dolar yang dikeluarkan untuk modal. Kondisi umum yang sama untuk kombinasi input optimum harus tetap dipegang tanpa mengindahkan jumlah input. Sehingga, MP per dolar yang dibelanjakan untuk setiap input akan sama dengan semua input.
Maksimisasi Laba
Untuk memaksimumkan laba, suatu perusahaan sebaiknya menggunakan setiap input sampai produk pendapatan marginal dari input sama dengan biaya sumberdaya marginal untuk menyewa input tersebut. Dengan harga input konstan, ini berarti bahwa perusahaan harus mempekerjakan setiap input sampai produk pendapatan produk pendapatan marginal dari input yang bersangkutan sama dengan harga input tersebut. Sehingga, kita dapat menghasilkan kondisi dimana kombinasi input optimum yang ditunjukkan oleh Persamaan, yaitu:
Perlu dicatat bahwa terdapat suatu kombinasi input yang optimum untuk setiap tingkat output, tetapi hanya pada satu dari beberapa output tersebut perusahaan akan memaksimumkan labanya. Itu artinya, untuk memaksimumkan laba perushaan harus menghasilkan output pada tingkat yang memaksimumkan laba dengan kombinasi input yang optimum. Sehingga, perusahaan dapat berproduksi pada tingkat output terbaik pada atau tingkat yang memaksimumkan laba dengan kombinasi input optimum.
Efek Perubahan Harga Input
Muali dari suatu kombinasi input yang optimum, jika harga suatu input menurun, perusahaan akan mengganti atau mensubstitusi input yang lebih murah dengan input-input lain dalam suatu produksi untuk mencapai suatu kombinasi input optimum yang baru.
Skala Hasil
Fungsi Produk Empiris
Inovasi dan Daya Saing Global
Inovasi dan Daya Saing Internasional Perusahaan-perusahaan AS
   Hampir semua perusahaan atau laboratorium di Amerika Serikat melakukan trobosan teknologi selama empat decade yang lampau, dari TV hingga robot, dari mesin fotokopi hingga mesin faksimili, dari semikonduktor hingga layar video datar. Menurut model siklus produksi, perusahaan yang memperkenalkan inovasi bagaimanapun juga secara berkala kehilangan pasar ekspornya dan bahkan pasar domestiknya karena diambil oleh perusahaan imitator asing yang bisa membayar upah lebih murah dan secara umum mengeluarkan biaya lebih rendah. Sementara itu, secara teknologi berbagai perusahaan unggulan memperkenalkan produk-produk dan teknologi yang jauh lebih maju.
Masalahnya adalah bahwa periode dimana perusahaan dapat mengeksploitasi keuntungan dari inovasi menjadi pendek dan semakin pendek sebelum para imitator mengambil pasarnya. Dalam kenyataannya, dibanyak kasus, penemuan Amerika seperti mesin faksimili dan layar perusahaan asing (jepang).
Untuk pertama kalinya, perusahaan jepang mampu untuk memproduksi dengan lebih baik dan lebih murah, dan dalam beberapa tahun melewati penjualan para pesaing Amerika di dalam dan di luar negeri. Hal ini terjadi pada industri demi industri, dari baja ke produk elektronik konsumen hingga mobil, terutama sepanjang tahun 1970-an dan 1980-an.
Satu keunggulan perusahaan Jepang adalah mereka sudah siap kehilangan jutaan dolar selama beberapa tahun untuk mendapatkan  kesuskesan. Manaejer dan investor Amerika, di lain pihak, secara umum banyak mempunyai horizon waktu yang lebih pendek dan sangat peduli dengan laba dan laporan triwulan. Perusahaan jepang juga menghadapai persaingan domestic yang jauh lebih tajam serta konsentrasi geografis disbanding perusahaan Amerika dan Eropa, sehingga merka menghadapi stimulus yang lebih tinggi untuk berinovasi. Lebih jauh lagi, seiring dengan perusahaan jepang memperoleh pangsa pasar global di banyak industri, keunggulan mereka menjadi kumulatif.
Revolusi Produksi dengan Bantuan Komputer yang Baru dan Daya Saing Internasional Perusahaan AS
            Sejak awal tahun 1990-.an, revolusi produksi yang sesungguhnya telah terjadi di Amerika Serikat ( dan dengan skala yang lebih kecil di Jepang dan Eropa), didasarkan atas desain dengan bantuan computer dan produksi dengan bantuan computer, yang mengingatkan produktivitas secara tajam dan daya saing internasional dari perusahaan AS. Desain dengan bantuan computer memungkinkan para teknisi penelitian dan pengembangan untuk mendesain produk atau komponen di layar computer, melakukan eksperimen secara cepat dengan desain alternative, dan menguji keandalannya pada semua di layar computer. Kemudian, produksi dengan bantuan computer mengeluarkan instruksi terhadap jaringan dari perangkat mesin yang diintegrasi untuk memproduksi prototype produk tersebut.










Posting Komentar untuk "EKONOMI MANAJERIAL DALAM TEKNIK PRODUKSI"